Membina Hubungan Baik Antara Suami Dan Istri

Minggu, 28 November 2010



Semua ini karena kurang dipahaminya apa dan untuk apa sebuah rumah tangga, kurang terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga.

Bagaimana sebenarnya gambaran sebuah keluarga sakinah tersebut, setiap orang mungkin saja mudah berteori dan mengemukakan konsep baik secara praktis dan empiris tentang suasana kehidupan keluarga sakinah tersebut.

Namun dalam Al quran penjelasan senantiasa merangkaikan kata sakinah (litaskunu) dengan kata-kata mawaddah (kasih) dan rahmah (sayang). Hal ini berarti kesuksesan sebuah kehidupan berkeluarga itu harus dimulai dari rasa tenteram diantara anggota keluarga, baik suami terlebih pihak istri.

Ketenteraman itu sumber dari rasa kasih dan sayang diantara keduanya, sebagaimana dijelaskan Allah dalam Al Quran Surah Ar Rum Ayat 21 yang artinya "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

Ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan perkawinan dalam Islam ialah untuk mencapai ketenangan hidup yang diliputi kasih sayang lahir bathin dari kedua suami istri, menjaga diri seseorang agar tidak mudah jatuh ke lembah kemaksiatan terutama perzinahan dan untuk mewujudkan keluarga muslim yang sejahtera bahagia, tenteram dan damai serta melambangkan kehidupan menurut ajaran agama Islam sehingga mencerminkan keluarga yang taat menjalankan ibadah.

Rumahku surgaku
Ketenteraman itu lahir akibat menyatunya pasangan suami istri secara lahir dan bathin. Masing-masing baik laki-laki atau pun wanita memiliki kekurangan yang menjadikan hatinya bergejolak, pikiran kacau, tetapi dengan perkawinan/penyatuan (diharapkan) kekurangan itu tersempurnakan, sehingga gejolak tersebut terendam dan kekacauan itu terjernihkan, inilah bagian dari makna hadist Rasulullah SAW: baiti jannati (Rumahku adalah Surgaku)

Hubungan baik antara suami dan istri dapat terbina apabila kita sudah mencapai rumah tangga/keluarga sakinah dan ini Insya Allah akan dapat diraih jika suami istri senantiasa:

Mengingat selalu ijab kabul nikah di mana dia dimeriahkan oleh semua pihak dan kehidupan telah dibuhul dengan suatu ikatan lahir bathin yang di dalamnya tertitip beban dan kewajiban yang suci, berat tapi mulia.
Selalu mengingat dan menghayati ta’liq talak yang diikrarkan dengan sungguh-sungguh di hadapan penghulu dan semua pihak yang telah menyaksikan pernikahan tersebut.Berusahalah dengan sungguh-sungguh mematuhi dan mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagai suami istri;

- Suami adalah pemimpin dan istri adalah wakilnya, masing-masing jangan bertindak sendiri-sendiri yang mengakibatkan kacau balaunya rumah tangga. Suami wajib memberikan nafkah kepada istrinya. Seorang suami yang telah menjalankan kewajibananhya baik berupa nafkah lahir maupun bathin, maka sesungguhnya itu menjadikan Shadaqah baginya. Apabila ada suami tidak bertanggung jawab kepada istri dan anak-anaknya, maka ia termasuk orang yang berbuat dosa dan termasuk sejahat-jahat manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: Bersumber dari Abdullah bin Amer bin Ash RA berkata Rasulullah SAW, bersabda: "Cukup berdosa seseorang yang mentelantarkan kepada orang yang menjadi tangyung jawabnya" (HR Abu Daud). Suami yang cinta istrinya tentu tahu akan kewajiban lahir dan bathin, ia tidak sampai mengecewakan istri sekalipun dalam masalah-masalah yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

- Istri ialah wanita yang mengerti akan tugasnya sebagai seorang istri. Dia adalah sebagai pemimpin (bertanggung jawab) atas rumah tangga suami dan anak-anaknya. Tanggung jawab seorang istri sangat banyak, tetapi apabila dia bisa mengerjakan maka ia dijamin masuk surga, sebagaimanana yang telah digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang artinya sebagai berikut: "Apabila seorang wanita telah menjalankan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga kehormatan (kesucian) dirinya dan taat kepada suaminya maka masuklah ia ke surga," (HR AlBazzar).

Kewajiban bersama suami istri, hendaknya selalu memupuk rasa cinta kasih sayang, masing-masing harus dapat menyesuaikan diri seia sekata, percaya mempercayai, bermusyawarah untuk kepentingan bersama, saling hormat menghormati, sopan santun, penuh pengertian, matang dalam berbuat dan berpikir serta tidak bersikap Emosional dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. Jujur selalu, sabar dan rela atas kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan masing-masing.

Hindarilah perbuatan yang akan mendatangkan keresahan dan keributan dalam rumah tangga. Jangan suka berselisih, perselisihan suami istri bagaikan racun yang mengakibatkan rumah tangga menjadi berantakan. Jangan suka bertindak sendiri tanpa persetujuan bersama agar tidak timbul kesalahpahaman, cemburu buta tanpa alasan, jangan sekali-kali menyakiti/memukul istri atau suami perbuatan ini snagat tercela, istri jangan sampai berbuat "Nuzus" meninggalkan rumah, jangan sekali-kali mengadu/membuka rahasia kepada orang yang tidak berkepentingan dan jangan menghianati keluarga dengan berbuat penyelewengan.

Selalu meningkatkan kesyukuran kepada Allah SWT. "Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (Nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (Nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS: Ibrahim ayat 7).

Kelima poin di atas apabila dapat kita tanamkan, laksanakan dan amalkan dengan ikhlas dalam kehidupan suami istri dan keluarga Insya Allah akan tercapailah suatu keluarga yang harmonis, rukun dan damai di dalam liputan Rahmat Allah SWT serta dapat tercapainya cita-cita rumahtangga yaitu rumahku adalah surgaku.

0 komentar:

Posting Komentar