KASIH SAYANG DAN KEWIBAWAAN PENDIDIKAN

Jumat, 07 Januari 2011








Kasih Sayang dan Kewibawaan
Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik diantara dua orang atau lebih. Pola hubungan ini ditandai oleh adanya perasaan sayang, saling mengasihi, saling mencintai, saling memperhatikan dan saling memberi. Kasih sayang berasal dari 2 (dua) kata, yakni kasih dan sayang. Kasih adalah sifat belas kasih atau mengasihi sedangkan sayang adalah rasa antara 2 (dua) individu atau lebih yang terikat tanpa mengharapkan balasan dari orang yang disayangi.

Hubungan kasih sayang antara pendidik dan peserta didik digambarkan pada hubungan bunda dan bayi. Ketika bayi terbangun dan menangis di malam hari, dengan sigap ibu pun ikut bangun, dengan lembut ibu memberikan yang terbaik untuk bayi sampai dia tertidur pulas. Sungguh semua hal tersebut dilakukan tanpa keluhan, Bahkan bahagianya menerima amanah tersebut. Semuanya karena rasa kasih sayang sang bunda terhadap sang bayi.

Sejatinya pendidik mengasih, mengasuh dan mencurahkan kasih sayang terhadap peserta didik dengan rasa berbahagia menerima amanah tersebut. Pendidik memberikan yang terbaik bagi paserta didik tanpa mengharapkan imbalan. Sehingga proses pendidikan terjadi sesuai dengan yang diharapkan .

Kewibawaan adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada diri seseorang, sehingga orang lain berhadapan dengan dia, secara sadar dan suka rela menjadi tunduk dan patuh kepadanya. Barang siapa yang memiliki kewibawaan, akan dipatuhi secara sadar, dengan tidak terpaksa, dengan tidak merasa/diharuskan dari luar, dengan penuh kesadaran, keinsyafan, tunduk, patuh, menuruti semua yang dikehendaki oleh pemilik kewibawaan itu.

Kewibawaan terdiri dari imbuhan ke-an dan kata dasar wibawa. Wibawa adalah kharisma. Kewibawaan pendidik berarti kepatuhan peserta didik terhadap nasihat dan peraturan yang ditetapkan baik oleh agama, hukum, adat istiadat, keluarga, pendidikan,dan kurikulum.

Kewibawaan berarti kharisma pendidik yang dapat mempengaruhi peserta didik untuk patuh terhadap peraturan secara sadar dan sukarela. Kewibawaan yang dimaksud bukan dalam arti galak atau diktator. Tetapi kewibawaan pendidik merupakan daya peserta didik dalam menaati suatu peraturan karena rasa malu terhadap pelanggaran peraturan.


Dampak Kasih Sayang dan Kewibawaan yang Berlebihan
Beberapa hal di dunia ini yang berlebihan dapat merugikan atau berakibat kurang baik. Begitu pula dengan kasih sayang. Kasih sayang yang berlebihan akan berdampak buruk bagi perkembangan peserta didik.

Mengungkapkan ada 5 (lima) dampak negatif kasih sayang yang berlebihan, diantaranya :
1. Akan tumbuh sikap yang ingin selalu diperlakukan secara istimewa. Sifat-sifat seorang otoriter dalam diri anak semakin berkembang ketika orang tua selalu memenuhi segala keinginan-keinginannya. Benih-benih kediktatoran semakin bersemi di dalam dirinya. Ketika hidup di tengah-tengah masyarakat, ia ingin semua orang memperlakukan dirinya seperti orang tuanya dulu melayani dirinya. Orang seperti itu akan mudah putus asa kalau keinginannya tidak ada yang memperhatikan dan tidak memperoleh simpati dari orang lain.
2. Anak yang selalu dimanja dapat mengalami masalah dalam kehidupan rumah tangganya di kemudian hari, mungkin ia akan meminta dilayani oleh istrinya secara sempurna. Mungkin yang lebih tidak baik lagi ia suka memperlakukan istrinya seperti pembantu yang harus tunduk pada perintahnya.

3. Anak yang dibesarkan dalam asuhan kasih sayang berlebihan dapat menjadi anak yang sangat rentan dengan masalah, kehilangan kepercayaan diri, tidak berani mengambil resiko, tidak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan selalu mengharapkan uluran tangn orang lain.

4. Anak tidak mau mengembangkan diri karena merasa cukup dengan apa yang diterimanya. Orang tuanya telah memenuhi segala keinginannya, pujian dan segalanya menjadi gambaran semu dirinya. Si anak jadi kehilangan kenyataan tentang dirinya.

5. Anak yang selalu dimanjakan dengan segala kesenangan dan segala keinginannya selalu dipenuhi oleh orang tuanya, kalau sudah besar mungkin akan tumbuh menjadi manusia yang sombong, dan suka memaksakan kehendaknya.

Berangkat dari pernyataan tersebut, kasih sayang yang berlebihan berdampak buruk pada perkembangan peserta didik terutama dari segi psikisnya sampai kehidupannya nanti.
Sama halnya seperti kasih sayang. Kewibawaan yang berlebihan berdampak buruk bagi pendidikan. Kewibawaan pendidik yang dominan mengakibatkan kediktatoran pendidik. Peserta didik akan merasa terkekang dan banyak peserta didik yang memberontak dan melanggar. Apabila ada yang mematuhinya pun karena keterpaksaan.
Sedangkan dampak kewibawaan berlebih di tangan peserta didik. Pendidik akan dilecehkan dan diremehkan sehingga di mata peserta didik tidak ada kharismanya.


Dampak Kurangnya Rasa Kasih Sayang dalam Pendidikan
Mengungkapkan bahwa kecintaan atau kasih sayang meninggalkan bekasnya secara positif pada anak, dan menjadikan perilakunya di masa yang akan datang memiliki sifat kasih sayang dan kecintaan. Sebaliknya, andaikan suatu kecintaan hilang dari rumah tangga, dan rumah tangga menjadi korban kebekuan dan kekerasan, maka masa depan anak akan terlempar pada marabahaya, dan kepribadiaannya, di masa datang akan memiliki sifat-sifat kekerasan dan emosional yang melampaui batas.
Apabila peserta didik mendapat sedikit kasih sayang atau hidup tanpa kasih sayang maka ia akan memperlakukan orang lain dengan kasar dan brutal. Peserta didik tersebut akan membenci kehidupan disekitarnya.

Mengungkapkan Islam telah mendahului konsep mana pun dalam menegaskan pentingnya mengkondisikan anak dengan suasana kecintaan dan kasih sayang. Dalam sabda dan perilaku Rasulullah Saw. ada bekal yang tidak ada habisnya. Diantara hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Ath-Thabarani, dan Imam Al-Hakim dari ‘Ubadah bin Shamit, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “ Bukan termasuk umatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi anak kecil serta tidak mengetahui hak orang yang berilmu”.

Secara garis besar, Pendidikan memerlukan kasih sayang terutama peserta didik. Sehingga proses pendidikan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.


Peranan Kasih Sayang Pendidikan
Perasaan kasih sayang dalam pendidikan ialah dapat memberikan rasa aman dan tentram peserta didik. Kepercayaan diri yang tinggi dan menghindarkan rasa rendah diri.

Mengungkapkan peranan yang harus dilakukan seorang pendidik dalam menjalankan proses pendidikan, diantaranya :

1. Pendidik Sebagai Pembimbing
Pendidik sebagai pembimbing maksudnya pendidik membimbing peserta didik agar sejalan dengan agama, norma-norma, hukum, adat istiadat dan kurikulum. Perilakunya tidak menyimpang dari aspek-aspek tersebut. Pendidik bersedia menjadi tempat bertanya, mengadu, atau tempat curahan hati peserta didik. Sehingga meminimalisir perilaku menyimpang.

2. Pendidik Sebagai Pembentuk Kepribadian
Tindakan-tindakan kriminal yang terjadi saat ini karena pembentukan kepribadian yang kurang sempurna. Kekurang sempurnaan kepribadian tersebut perlu dibentuk oleh pendidik. Kepribadian dapat terbentuk dengan curahan kasih sayang terhadap peserta didik.

3. Pendidik Sebagai Tempat Perlindungan
Pendidik mampu menjadi tempat berlindung di kala peserta didik berputus asa. Pendidik harus memberi semangat sehingga peserta didik tetap siap menghadapi tantangan yang menghadang dan memiliki sifat percaya diri.

4. Pendidik Sebagai Figur Teladan
Kasih sayang pendidik dapat menjadi teladan bagi peserta didik. Pendidik mencontohkan sikap terpuji secara konkret. Peserta didik akan belajar dari sikap-sikap yang ditunjukkan pendidik. Sehingga di dalam kehidupannya, peserta didik menerapkan kasih sayang kepada orang-orang disekitanya.

5. Pendidik Sebagai Sumber Pengetahuan
Pendidik sebagai sumber pengetahuan berarti pendidik siap menjadi tempat bertanya tentang keingin tahuan peserta didik. Sama halnya seperti bayi yang disodorkan mainan oleh orangtuanya. Peserta didik menghadapi rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu ini akan mengantarkan pada temuan-temuan baru.

Ibnu Abbas ra pernah ditanya seorang sahabatnya, “Bagaimana engkau bisa secerdas ini?”, jawab beliau,”Dengan akal yang gemar berfikir dan dengan lisan yang gemar bertanya”. Betapa tinggi rasa ingin tahu beliau. sang-bunda-dan-sang-bayi-untuk-para-pendidik-dan-pembelajar.

Sehingga peranan kasih sayang pendidik mengembangkan potensi peserta didik. Pendidik sebagai mediator peserta didik. Rasa kasih sayang yang tercurah terhadap peserta didik membangkitkan ide-idenya, menjadi tempat curahan hati, serta tempat berbagi pengetahuan. Peserta didik lebih percaya diri dan tidak rendah diri.



Semoga bermanfaat dan bila ada kata-kata yang salah saya mohon ma'af

0 komentar:

Posting Komentar