Menjaga Kehormatan

Rabu, 26 Januari 2011



Sudah menjadi bagian dari janji Iblis untuk mencoba merayu manusia agar kelak ikut dirinya di neraka jahanam, lupa pada semua aturan agama, dan menurutkan hawa nafsu. Jangankan orang yang selalu lalai, sementara orang yang khusyuk pun terus digoda untuk masuk dalam tindakan yang tidak bisa dibenarkan.

Min syarril waswasil khannas. Alladzi yuwaswisu fii shudurinnas. Minal jinnati wannas. Surat An-Nas … syaitan bersembunyi untuk membisikkan kejahatan di dada manusia. Syaitan yang berasal dari bangsa jin dan manusia. Jelas lah peringatan Allah bahwa – tidak seperti uji nyali yang membesarkan rasa takut pada mahluk gaib di rumah kosong misalnya – justru kita seharusnya lebih waspada pada bisikan syaitan dari bangsa manusia. Apalagi bila bujukan menyesatkan itu dari seorang perempuan cantik atau lelaki tampan, artis lagi. Orang yang takut pada jin, bisa jadi justru ingat Allah. Akan tetapi, orang yang terhanyut masuk jebakan syaitan, lebih cenderung lupa pada Allah.


Bagi laki-laki dan perempuan yang senantiasa menjaga kehormatannya, janji Allah dalam surat Al-Ahzab 35: 

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min , laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut  Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

 
Sobat ad sedikit cerita di dalam Pandangan hidup yang mencari jati diri dalam pengembaraan yang lama dan bersimbah peluh dan darah. Dia mengatakan yang intinya: Saya tidak pernah menyesali apa yang saya lakukan. Karena saya sudah memikirkan dengan dalam apa yang akan saya lakukan. Bukan soal tidak menyesali apa yang telah dilakukan, tetapi berpikir tentang apa yang akan dilakukan, agar tidak menyesal di kemudian hari. Bila telah dipikirkan, dan keputusan telah diambil, lalu kalau semua sudah terjadi, perlu apa disesali? Penyesalan hanya untuk orang yang bertindak tanpa berpikir.


Pintu tobat Allah memang selalu terbuka, selama nafas belum sampai di tengorokan. Tetapi masalahnya, siapa yang tahu umur kita sampai kapan? 








Sahabat Semoga bermanfaat dan apabila ada kekhilafan saya mohon maaf dan kami mohon ampun kepada Allah. Alhamdulillah jaza kumullahu khoira. Amin...Amin...Amin...

0 komentar:

Posting Komentar